fbpx

Budaya Dunia Kerja di Jepang: Apa Bisa Diterapkan di Indonesia?

Sebagai penyuka budaya Jepang, tidak jarang kita mendengar bahwa Jepang itu memililki etos kerja yang sangat tinggi dan bahwa pekerja di Jepang memiliki budaya kerja yang luar biasa. Kira-kira, dari keseluruhan budaya dunia kerja di Jepang, apakah cocok jika semuanya diterapkan di Indonesia?

Apakah ada bagian dari budaya kerja Jepang yang mungkin belum bisa diterapkan di Indonesia?
Yuk kita bahas bareng-bareng!

  1. Disiplin & Tepat Waktu

Ini sudah jelas merupakan kualitas yang patut ditiru oleh rakyat Indonesia. Jepang sangat terkena dengan reputasi mereka yang disiplin dan tepat waktu karena bagi mereka, tepat waktu itu adalah cara menghargai lingkungan. Bayangin aja, salah satu menteri di Jepang, Yoshitaka Sakurada, mendapatkan kecaman publik yang besar setelah terlambat 3 menit menghadiri meeting!

Bagi masyarakat Indonesia yang masih suka molor dan mengundur waktu meeting untuk menunggu yang telat, aspek budaya ini mungkin masih sulit diterapkan. Tapi, kita semua harus percaya bahwa kita bisa menjadi lebih seperti Jepang, dimulai dari menjadi lebih disiplin dan tepat waktu~


  1. Nomikai

Nomikai atau pesta minum-minum ini sering dilakukan oleh para pekerja di Jepang, untuk merayakan berbagai macam hal: kesuksesan proyek, staff baru/resign, ulang tahun kantor, dan lain-lain.


Nomikai biasanya diadakan di restoran atau izakaya, dan staff (terutama yang lebih muda) diharapkan harus hadir untuk menciptakan image yang baik di depan rekan kerja! Mungkin di Indonesia bisa juga diterapkan, tapi tanpa alkohol ya~


  1. Inemuri

Nah kalau yang ini sepertinya akan susah diterapkan! Di Jepang, inemuri atau tidur di tempat kerja/umum adalah pertanda bahwa seseorang sudah bekerja keras sehingga “untuk tidur di rumah saja tidak bisa”, maka jika ada orang ketiduran di kantor/tempat umum, akan dimaklumi dan dianggap bagus!

Beda dengan Indonesia yang menganggap hal tersebut adalah kelalaian~ rasanya jika kamu melakukan inemuri di Indonesia, kamu gak bakal dapat pujian tapi malah ditegur dan dianggap tidak serius bekerja!


  1. Hourensou

Hourensou adalah sebuah teknik komunikasi efektif di dunia kerja Jepang yang berasal dari gabungan kata Houkoku (報告, melapor), Renraku (連絡, mengabari) and Soudan (相談, merundingkan). Untuk memudahkan orang mengingatnya, teknik Houkoku-Renraku-Soudan ini disingkat menjadi Hourensou yang secara harafiah memiliki arti bayam!

Karena budaya kerja Jepang sangat hirarkis dan menjunjung tinggi posisi/jabatan, hourensou ini menjadi penting agar bisa dipastikan komunikasi di dalam perusahaan terjadi dengan lancar. Bagi beberapa orang, hal ini terlihat seperti micromanagement, namun hourensou dapat meminimalisir resiko yang disebabkan oleh keputusan yang tidak matang~

Di Indonesia, kita tidak memiliki Hourensou , namun sepertinya bisa menjadi hal yang cocok diterapkan di perusahaan-perusahaan tertentu. Bagaimana menurut kamu?


  1. Harmonis

Meskipun harmonis merupakan hal yang bagus, di dunia kerja Jepang, keharmonisan ini dapat menjadi pedang bermata dua karena karyawan jadi enggan untuk memberikan pendapat karena bisa berpotensi “tidak sopan” dan “kasar”

Hal ini mau diterapkan di negara manapun rasanya kurang cocok, karena dalam bekerja, kita harus sama-sama mengejar kesuksesan, bukan semata-mata menjaga kedamaian tapi tidak berkembang~

  1. Konklusi

Sebenarnya masih banyak lagi budaya-budaya Jepang yang bisa diterapkan di Inndonesia~ pantau terus MyHobbyTown dan follow juga media sosial MyHobbyTown di Instagram dan TikTok biar kamu gak ketinggalan berita menarik dan terkini seputar anime dan budaya Jepang!

Bagikan atau Tularkan khilafan ini ke temanmu... ^o^